Sultan Mosque
Sultan mosque adalah masjid tertua dan terbesar di Singapura.Berada di
kawasan kampong Glam,sebuah kampung di daerah bugis yang banyak dihuni
oleh orang-orang keturunan Arab dan Melayu.Kampong Glam terbetuk di
tahun 1819,ketika pasukan Inggris datang ke Singapura.
Sir Stamford Raffles yang saat itu memimpin pasukan Inggris memberikan
sebuah area kekuasaan kepada Temenggung Abdul Rahman (penguasa pulau
singapura) dan Sultan Hussain Shah(dari Johor).Daerah tersebut kemudian
dinamakan Kampong Glam.Ditahun 1824,Sultan Hussain mendirikan sebuah
masjid untuk warga muslim,yang saat itu merupakan warga dominan di
Kampong Glam .ditahun 1928,masjid ini dipugar setelah Singapura mendapat
dana segar dari Kongsi dagang Inggris.
Salah satu bagian yang diubah adalah atap masjidnya yang diberi warna
emas.Warna emas ini sangat berguna,karena warna emasnya yang berkilau
membuat masjid ini cukup terlihat,walaupun dari kejauhan.
Dari segi Arsitektur,masjid yang dapat menampung lebih dari 5.000 jamaah ini cenderung berkiblat kegaya arsitektur Indo-Saracenic yang populer di India.ini dapat dilihat dari beberapa hal,salah satunya dari bentuk kubahnya yang berbentuk bawang dan jendela berbentuk lengkungan lancip.
Dari segi Arsitektur,masjid yang dapat menampung lebih dari 5.000 jamaah ini cenderung berkiblat kegaya arsitektur Indo-Saracenic yang populer di India.ini dapat dilihat dari beberapa hal,salah satunya dari bentuk kubahnya yang berbentuk bawang dan jendela berbentuk lengkungan lancip.
Abdul Gaffoor Mosque
Masjid Abdul Gaffoor terletak di sebuah perkampungan India yang
terkenal dengan nama Kampong Kapor atau orang kerap juga disebut Litlle
India.Masjid bergaya Moorish ini awalnya bernama Masjid Al Abrar yang
didirikan diatas wakaf dari Abdul Gaffoor bin Shaik Hydert,seorang
kepala dari sebuah firma hukum.
Masjid yang sekilas mirip dengan Masjid Jamek di Kuala Lumpur ini cukup
menarik untuk dilihat.Bangunan ini memiliki fitur arsitektur dan
ornamen yang cukup kaya,sehingga sering menjadi tujuan wisata para turis
mancanegara.
Dari jalan,masjid ini tak terlihat,tenggelam diantara bangunan-bangunan
rumah dan toko disekitarnya.Namun begitu masuk kedalam gerbang
masjid,akan terlihat semua keindahan masjid satu lantai ini.Ciri khas
masjid ini yang konon tak dimiliki masjid lain di dunia adalah sebuah
jam matahari yan terdapat diatas pintu masuk utama.Jam matahari
berhiaskan bulan dan bintang ini memiliki 25 jarum jam,berisikan 25
Rasul Allah yang ditulis dalam huruf kaligrafi.
Seperti halnya masjid-masjid tua di indonesia ,masjid ini tidak
memiliki daun jendela sama sekali.Sekeliling masjid hanya dibatasi oleh
deretan balustrade dan lubang jendela berbentuk siluet kubah.Namun kini,demi alasan keamanan,bukaan-bukaan tersebut ditutupidengan teralis besi.
Selain jam matahari dan balustrade yang penuh hiasan,masjid ini memiliki keistimewaan lain yakni memiliki banyak minaret yang berjumlah 22 minaret.
Selain jam matahari dan balustrade yang penuh hiasan,masjid ini memiliki keistimewaan lain yakni memiliki banyak minaret yang berjumlah 22 minaret.
Saracenic Style:
Gaya saracenik yang juga dikenal dengan gaya mughal Gothic adalah
perpaduan antara gaya victorian Gothic denan gaya islam Mughal di
India.Gaya ini kerap digunakan di negara-negara Eropa.
Ciri khas gaya ini adalah penggunaan satu kubah yang menyerupai bawang
yang ditambah dengan beberapa kubah kecil.Jendela atau pintu berbentuk
kotak,dan bagian atasnya berupa lengkungan-lengkungan yang lancip.Menara
atau minaret wajib ada,jumlahnya minimal 2 buah.
Beberapa bangunan lain yang menganut gaya ini antara lain Sultan Samad
Building di Kuala Lumpur,The Gateway di India,dan Royal Pavilion di
Brigton ,Inggris.
No comments :
Post a Comment
Terimakasih atas komentar dan semoga bermanfaat